Sunday, February 24, 2013

Amplitude Modulation (AM)

Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude Modulation) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi yang mana amplitudo sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi.

Misalkan sebuah sinyal memiliki frekuensi 1 kHz akan dimodulasikan dengan sinyal carrier yang memiliki frekuensi 10 kHz, maka akan menghasilkan sinyal termodulasi AM seperti gambar berikut:


Gambar: Sinyal Sinus 1 kHz

Gambar: Sinyal Carrier 10 kHz

Gambar: Sinyal Termodulasi AM

Pada contoh di atas gelombang sinyal carrier masih terlihat jelas. Pada kondisi praktek perbandingan frekuensi sinyal carrier dengan frekuensi sinyal informasi biasanya jauh lebih besar. Misalkan suatu pemancar AM menggunakan frekuensi carrier 27 MHz sedangkan frekuensi sinyal informasi berkisar 1 kHz. Jika demikian maka sinyal termodulasi AM akan memiliki gelombang yang sangat rapat sehingga hanya terlihat envelope-nya saja.

Gambar: Sinyal Termodulasi dengan Frekuensi Carrier tinggi

Ciri khas AM adalah pada variasi amplitudo, karena itu penguat (amplifier) yang digunakan haruslah penguat linier, agar penguatan amplitudo yang dihasilkan tetap memiliki variasi yang sesuai dengan sinyal aslinya. Hal ini yang menjadi kekurangan AM karena menggunakan penguat linier yang umumnya lebih mahal dan kurang efisien.


Analisis Domain Waktu

Pada AM sinyal carrier hampir selalu berupa sinyal sinusoida, sedangkan sinyal pemodulasi/informasi bisa berupa sinyal sinusoida, tetapi lebih sering berupa sinyal acak seperti misalnya sinyal audio.
Sinyal termodulasi AM memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung perubahan amplitudo sinyal termodulasi. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan:

            v(t) = (Vc + vm) sin wct                                            (1)

dimana:
      v(t)  = amplitudo sesaat dari sinyal termodulasi (volt)
        Vc  = amplitudo puncak sinyal carrier (volt)
       vm  = amplitudo sesaat dari sinyal pemodulasi (volt)
        wc  = frekuensi sinyal carrier (radian per detik)
          t  = waktu (detik)

Jika sinyal pemodulasi berupa sinyal sinusoida maka persamaan di atas dapat dituliskan menjadi:

            v(t) = (Vc + Vsin wmt) sin wct                               (2)

dimana:
     Vm  = amplitudo puncak sinyal pemodulasi (volt)
        wm  = frekuensi sinyal pemodulasi (radian per detik)
variabel yang lain sama seperti pada persamaan sebelumnya.


Indeks Modulasi

Indek modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal pemodulasi dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m, persamaannya sebagai berikut:

               m = Vm / Vc                                                                             (3)

Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan m dengan 100.
Jika persamaan (3) disubstitusikan dengan persamaan (2) maka didapatkan persamaan:

            v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct                               (4)

Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
- ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier (sebelum modulasi)

m = 0

- ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata.
  Resultan gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.

m = 0,5

- ketika m =1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik dihasilkan jika nilai m = 1.
  Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise.
  Pada nilai m = 1, amplitudo puncak siyal termodulasi akan bervariasi
  dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).

m = 1

- ketika m > 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi.
  Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.

m = 1,5

Perhitungan Indeks Modulasi


Dari gambar sinyal termodulasi di atas,

                 (5)

                 (6)

dengan persamaan 5 dan 6 di atas, maka persamaan 3 dapat dijabarkan menjadi,

                 (7)

persamaan 7 digunakan untuk menghitung indeks modulasi jika yang dketahui adalah amplitudo maksimum dan amplitudo minimum sinyal termodulasi/sinyal hasil modulasi AM.

Analisis Domain Frekuensi


Komponen frekuensi bisa ditunjukkan dari persamaan 4:

          v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct
                             = Vsin wct mVc sin wct sin wmt                (8)

Kemudian dengan menggunakan identitas trigonometri:
                sin A sin B = (1/2)[cos(A-B) - cos(A+B)]
persamaan 8 dijabarkan menjadi:


dan dapat diubah menjadi 3 suku sebagai berikut:

      (9)

Dari persamaan 9 di atas terdapat 3 komponen frekuensi, yaitu sinyal carrier original dan dua sinyal sinusoida, satu di atas frekuensi carrier dan satu di bawah. Jika sinyal digambarkan dalam domain frekuensi maka akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar: Sinyal AM dalam domain frekuensi

Pada gambar di atas terdapat dua frekuensi di tiap sisi frekuensi carrier. Frekuensi di samping frekuensi carrier disebut side frekuensi atau lebih sering disebut dengan sideband. Amplitudo sideband dibandingkan dengan amplitudo carrier adalah proporsional terhadap nilai m, dan bernilai setengah amplitudo carrier pada m = 1.

Secara matematis dapat dituliskan:

dimana

Bandwidth


Perhitungan bandwidth dalam AM cukup sederhana. Dengan melihat gambar sinyal AM dalam domain frekuensi di atas, bandwidth adalah selisih frekuensi upper sideband dengan frekuensi lower side band.
Selisih frekuensi upper sideband dengan frekuensi carrier adalah merupakan frekuensi sinyal pemodulasi/sinyal informasi itu sendiri (begitu juga dengan selisih frekuensi carrier dengan frekuensi lsb).
Dengan demikian bandwidth AM dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

           B = 2Fm 

dimana
           B = bandwidth (hertz)
              F= frekuensi tertinggi dari sinyal pemodulasi/informasi (hertz)



Referensi:

- Warren Hioki, Telecommunication.
- Roy Blake, Wireless Communication Technology, 2001, USA: Delmar
http://en.wikipedia.org/wiki/Amplitude_modulation

Tuesday, July 10, 2012

Kelebihan Renang Dibanding Olahraga Lain

Renang termasuk salah satu jenis olahraga yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan kebugaran tubuh kita. Dengan medium air, renang memiliki manfaat dan kelebihan yang tidak dimiliki olahraga lain terutama yang dilakukan di darat. Apasaja manfaat dan kelebihannya, mari kita simak.


Ketika kita bergerak atau berolahraga di dalam air, beberapa sifat fisik air sangat menguntungkan kita untuk melakukan olahraga. Air memberikan hambatan terhadap gerakan kita di dalam air sehingga gerakan kita menjadi lebih halus. Hal ini dapat mengurangi pembebanan gerakan terhadap sendi sehingga resiko cedera sendi dapat diminimalkan. Dengan demikian kita bisa melakukan aktivitas fisik lebih lama. Tidak seperti kebanyakan olahraga di darat yang memberikan dampak serius terhadap sendi ketika bergerak, misalnya lari, melompat, dll. Karena itu renang juga merupakan olahraga yang sangat cocok untuk orang yang lanjut usia.

Hambatan air juga memberikan keuntungan yaitu sangat baik untuk melatih otot, karena dengan adanya hambatan tersebut gerakan kita menjadi lebih berat. Jadi hambatan air dapat berfungsi seperti latihan beban untuk otot dan dapat digunakan untuk melatih hampir seluruh bagian otot tubuh.

Saat melakukan olahraga, tubuh kita akan menjadi panas. Tetapi saat berenang, air dapat mendinginkan tubuh kita sehingga tubuh tetap nyaman dan tidak terjadi overheat. Kemampuan air untuk mengapungkan tubuh kita juga memberikan sensasi tersendiri yang tentunya tidak bisa didapat dengan melakukan olahraga di darat.

Olahraga renang cukup bagus digunakan sebagai latihan pernapasan, meningkatkan denyut jantung, dan melatih kebugaran. Saat berenang kita akan menggerakkan kaki dan tangan. Itu berarti kita telah melatih tubuh bagian atas dan bawah secara bersamaan. Renang sangat cocok untuk melatih kekuatan otot, endurance, dan cardio-vascular (meningkatkan power, stamina, dan melatih kestabilan nafas bagi olahragawan).

Beberapa manfaat lain dari renang adalah:

-  menjaga tekanan darah dan kolesterol tubuh pada level normal
-  sangat bagus untuk merunkan berat badan
-  bagus untuk terapi wanita hamil, sakit punggung atau artritis
-  membantu penyembuhan pasien setelah operasi
-  mengurangi resiko serangan jantung, stroke, dan diabetes

Selain sebagai olahraga, renang juga bisa dijadikan aktivitas untuk rekreasi, menyegarkan pikiran, sarana kegiatan berkumpul keluarga, teman, kolega.

Demikian banyak manfaat renang, Nabi Muhammad saw. pun menganjurkan untuk mengajari anak-anak kita  berenang, seperti dalam kutipan hadits, "Ajari putera-puteramu berenang, dan memanah" (HR. Ath Thahawi).

Referensi:
-  http://www.livestrong.com/article/483119-advantages-disadvantages-of-swimming
-  http://www.carryfitness.com/benefits-of-swimming

Wednesday, July 4, 2012

Indonesia Menyongsong Era Televisi Digital

Beberapa tahun yang akan datang, Indonesia akan mengalami proses peralihan dari sistem penyiaran televisi analog menjadi sistem penyiaran televisi digital. Beberapa uji coba penyiaran televisi digital telah dilakukan dan diharapkan Indonesia akan mulai beralih ke sistem penyiaran tv digital pada tahun 2012 ini, dan akan mematikan siaran tv analog atau Analog Switch Off (ASO) pada akhir tahun 2017.


Dengan berakhirnya sistem penyiaran analog maka pesawat televisi analog tidak bisa lagi menerima siaran televisi yang telah berganti menjadi sistem digital. Siaran tv digital selain bisa dinikmati dengan pesawat tv digital, bisa juga dilihat melalui pesawat tv analog dengan menambahkan suatu perangkat yang disebut Set Top Box (STB). Dengan STB maka sinyal tv digital yang diterima antena akan diubah atau dikonversi menjadi sinyal tv analog yang dapat ditampilkan pada pesawat tv analog.

Siaran televisi digital telah lama dikembangkan di luar negeri sejak tahun 1970-an dan permulaan peyiaran secara digital dilakukan pada tahun 1998 oleh Inggris dan Amerika Serikat, kemudian diikuti oleh beberapa negara maju lainnya. Migrasi dari sistem analog ke digital dilakukan secara bertahap dengan melakukan siaran tv analog dan digital secara bersamaan (simulcast) kemudian mematikan siaran tv analog di beberapa daerah dan menggantinya dengan siaran digital seiring dengan semakin banyaknya penduduk yang telah memiliki perangkat televisi digital maupun yang telah memasang STB pada tv analognya. Pergantian sistem penyiaran analog ke digital ini merupakan tuntutan teknologi dalam skala internasional.

Contoh Set Top Box (ISDB-T) sederhana dengan remote

Ada tiga sistem penyiaran digital standard yang banyak digunakan di negara-negara di dunia. ATSC (versi digital dari NTSC) digunakan di Amerika Serikat, Kanada, Mexico, dan beberapa negara lain di benua Amerika. DVB/T (versi digital dari PAL) paling banyak digunakan oleh negara-negara di dunia yaitu sebagian besar Eropa, sebagian besar Asia, Australia, dan sebagian kecil Amerika latin dan Afrika. ISDB-T (versi digital dari SECAM) yang dikembangkan oleh Jepang, juga digunakan oleh Filipina, Thailand, dan sebagian besar negara di Amerika Latin. Sementara China dan Hongkong mengembangkan sistem DMB-T. Indonesia memilih sistem DVB/T atas beberapa pertimbangan terutama karena kesesuaian dengan sistem tv analog yang digunakan saat ini yaitu sistem PAL.

Dengan sistem televisi digital, gambar dan suara yang diterima pesawat tv akan memiliki kualitas yang sangat bagus, sebagus kualitas dvd. Termasuk aplikasi tv di perangkat seluler maupun tv yang dipasang di kendaraan akan memiliki kualitas suara dan gambar yang lebih baik daripada siaran tv analog meskipun dalam kondisi bergerak (mobile).
Dengan teknik multilpleksing sinyal digital, bandwidth yang dialokasikan untuk keperluan siaran tv bisa lebih hemat. Dengan sistem tv digital ini pula acara tv yang disiarkan dapat berlangsung interaktif dengan pemirsanya menggunakan saluran tambahan yaitu jaringan internet melalui modem yang built-in dengan perangkat tv digital.

Sebagian besar negara maju di dunia telah sepenuhnya mengganti siaran tv mereka dengan sistem digital. Sebagian sudah beralih ke sistem digital namun untuk siaran tv berdaya rendah (LPTV) masih dioperasikan. Sebagian negara sudah memulai transisi dan melakukan siaran tv digital dan analog secara bersamaan. Negara tetangga kita Malaysia telah mengganti siaran tv analog menjadi digital pada beberapa wilayah di negaranya. Bagaimanakah dengan perkembangan siaran tv digital di Indonesia?


Referensi:
-  Hidajanto Djamal, Andi Fachruddin, 2011, Dasar-Dasar Penyiaran, Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, Jakarta: Kencana.
-  http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_terrestrial_television
-  Peraturan Menteri Kominfo, Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak berbayar.

Wednesday, June 27, 2012

Mbolang ke Watu Ulo

Pada awal Februari tahun 2010 saya berkesempatan pergi ke kota Jember, dalam rangka mendukung dan menyaksikan adik-adik saya yang akan bertanding pada sebuah turnamen taekwondo antar SMA se-Jatim yang diadakan di Universitas Negeri Jember.

Saya berangkat dari Malang bersama rekan saya Dimas Prasetyo pada pukul 5 pagi. Kami berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Kami memilih rute jalur selatan untuk menuju Jember, yaitu melewati Turen, Dampit, Ampelgading, Lumajang, Jember.
Di perjalanan kami melewati lereng gunung Semeru. Pemandangan di situ sangat bagus, begitu hijau, banyak pepohonan dan beragam jenis tumbuhan paku. Udaranya pun sangat sejuk sehingga membuat perjalanan terasa menyenangkan. Untuk sampai di kota Jember kami memerlukan waktu antara 5 sampai 6 jam dari Malang seingat saya (agak-agak lupa sih, tapi nyampe Jember jam 10-an).

Sampai di Jember kami sempat nyasar, muter-muter kota buat nyari dimana kampus Unej berada. Walah-walah, nyasarnya aja setengah jam lebih, dan nyampe di Unej juga masih bingung nyari lokasi tempat kejuaraan. Setelah tanya sana-sini akhirnya ketemu juga gedungnya. Kampus Unej ternyata luas sekali, dan waktu itu masih banyak banget pepohonannya (soalnya saya membandingkannya dengan UB, yang tak begitu luas dan yang tumbuh lebat adalah gedung-gedungnya, hehe).

Pertandingan berlangsung seharian dan selesai kira-kira jam 9 malam (agak lupa). Saya pikir sudah terlanjur malam untuk balik ke Malang. Sementara kontingen adik-adik saya sudah balik ke Malang, saya dan Dimas memutuskan untuk bermalam di Jember dulu. Kemudian kami berdua berkeliling kota melihat suasana kota Jember di malam hari sembari mencari warung untuk mengisi perut yang sudah keroncangan.
Satu hal yang saya ingat waktu itu saya memakai sandal bakiak/teklek. Saya pun sempat update status di fb, “bakiakq memijakkan diri di kota jember”. Hahaha, sesuatu yang gak penting banget untuk ditulis.

Bingung cari tempat buat tidur akhirnya kami putuskan untuk balik ke kampus unej. Kami tidur di teras masjid kampus. Ya maklumlah mahasiswa rantau.
Cerita pengantarnya kepanjangan ini ya. Judulnya kan mbolang ke watu ulo. hehehe.

Keesokan paginya, sebenarnya kami sudah memutuskan untuk kembali ke Malang, tapi saya mengajak Dimas untuk mampir ke Watu Ulo, mumpung di Jember. Setelah sarapan nasi lecep, kami pun langsung tancap gas ke Watu Ulo. Karena belum pernah ke situ sebelumnya, dan nggak tau jalannya, kami asal mengikuti penunjuk jalan saja.

Pantai Watu Ulo termasuk pantai selatan pulau Jawa. Dari kota Jember jaraknya sekitar 40 km. Dari namanya yg dalam bahasa Indonesia berarti ”batu ular”, saya jadi penasaran seperti apa pantainya dan ada apa disana.


Saya yang sejak kecil hidup di pesisir pantai utara pulau Jawa, melihat pantai selatan adalah sesuatu banget bagi saya. Itu seperti saya melihat ujung atau tepian lain dari pulau Jawa. Makanya saya begitu antusias ketika pantai sudah hampir terlihat.

Sesampainya di pantai perasaan saya begitu gembira, waoow... (koyok arek cilik ae).
Ketika itu suasana pagi sedang mendung, sehingga menambah suasana tersendiri, tak seperti saat biasanya saya pergi ke pantai. Adem, semilir, sepoi-sepoi.


Hari itu hari Minggu, pas saya ke situ ada banyak orang bersepeda, sepertinya sedang diadakan acara sepeda santai di Watu Ulo, dan ada banyak juga orang yang piknik.

Di pantai Watu Ulo banyak pohon waru, yang saya rasa merupakan vegetasi khas di wilayah pantai, karena saya tidak menjumpainya di Kediri, Jombang, dan Malang (yang jauh dari pantai).

Akhirnya saya bertemu dengan sebuah batu yang unik. Permukaannya kalau diamati akan terlihat seperti sisik ular, dan bentuknya memanjang dari pantai sampai ke laut. Mungkin karena batu itulah pantai ini disebut Watu Ulo. Saya tidak tau kalau ada legenda khusus tentang watu ulo ini.


Tidak banyak foto yang saya ambil ketika itu, hanya beberapa seperti tebing pantai, ikan-ikan kecil di batu karang yang ditumbuhi rumput laut, dan anak-anak kecil yang sedang bermain.




Saya ingin berkunjung lagi ke sana suatu saat, karena selain tertarik dengan watu ulo, ada pantai lain juga di dekat situ yang belum saya kunjungi. Pada saat itu saya hanya membawa uang pas-pasan, jadi enggan untuk membayar retribusi guna masuk ke pantai tersebut. Akhirnya saya hanya berkunjung di Watu Ulo, dan setelah puas menikmati pemandangan di sana, saya pun balik ke Malang, lewat jalur selatan lagi.

Monday, June 25, 2012

Dinginnya kota Malang di tahun ajaran baru

Malam ini saya benar-benar merasakan sengatan dinginnya udara di kota Malang. Meskipun berada di dalam kamar, kaki dan tangan saya sangat merasakan sensasi dinginnya udara di sini. Suasana yang seperti ini baru sekitar satu minggu saya rasakan, dan ini lantas mengingatkan saya akan satu hal. Oh, ini pertanda akan segera datang tahun ajaran baru.

Mengapa saya sampai menyimpulkan seperti itu, ada kisah yang sama alami di balik itu dan selalu teringat oleh saya setidaknya satu tahun sekali. Ya, peristiwa itu berkaitan dengan tahun ajaran baru.

Saat itu adalah ketika saya telah mengikuti ujian spmb (seleksi penerimaan mahasiswa baru) tahun 2006, dengan hasil pengumuman saya diterima di jurusan teknik elektro UB. Di awali dengan proses daftar ulang di fakultas kemudian saya mengalami peristiwa yang cukup baru menurut saya kala itu. Suatu rangkaian kegiatan pra OSPEK yang khas di fakultas teknik, khususnya di UB yaitu "Pendataan". Namun saya tidak akan membahas itu panjang lebar di sini.
Beberapa hal pada waktu itu yang selalu membuat saya teringat akan dinginnya kota Malang diantaranya adalah ketika saya harus membuat keplek untuk OSPEK dan melakukan pengesahan ke kakak-kakak panitia. Ketika membuat keplek fakultas saya tidak mengalami kesulitan tetapi ketika membuat keplek jurusan saya melakukan kesalahan, dan harus beberapa kali melakukan pengesahan, hingga sampai tengah malam karena batas waktunya memang malam itu juga. Hampir jam 12 malam saya harus ke kampus, membuat saya merasakan dinginnya udara di malam itu.
Kemudian di masa-masa OSPEK saya harus ke kampus pagi-pagi sekali karena acaranya dimulai pukul 05.00 (kadang-kadang setengah 5 pagi), dan saya harus berangkat setengah jam sebelum itu agar tidak terlambat. Waduuh, jam setengah 5 gini sih udara dingin masih klimaks-klimasknya. Saya berangkat pakai seragam kemeja putih dan celana putih (nggak boleh pakai jaket), jadi hawa dingin bisa lebih berasa, berrrr...
Selama satu minggu penuh masa OSPEK saya mengakrabi udara pagi yang sangat sejuk itu. Dan ini akan kembali saya rasakan tiap seminggu sekali (Sabtu pagi) selama beberapa bulan ke depan. Inilah yang menjadi kenangan saya  tentang tahun ajaran baru yang berkaitan dengan dinginnya kota Malang.

Mengenai dinginnya kota Malang yang begitu terasa saat awal tahun ajaran baru membuat saya bertanya-tanya. Mengapa udara sedingin ini kok kerasanya tiap awal tahun ajaran baru? Ada apa ya? Apa mungkin ini cara kota Malang untuk menyambut para mahasiswa baru terutama yang berasal dari luar kota? Hehe, kalo itu sih kedengarannya tidak ilmiah. Baiklah fenomena ini akan saya jelaskan sebagai berikut.

Hawa dingin di Malang begitu terasa pada sekitar bulan Juli-September yang bertepatan dengan tahun ajaran baru. Hal ini karena pada bulan Juli-September di Malang sedang musim kemarau, jadi hanya ada sedikit awan dibandingkan pada saat musim penghujan. Jumlah awan yang hanya sedikit inilah yang membuat kota Malang menjadi lebih dingin. Apa hubungannya?

Awan merupakan kumpulan uap air di angkasa. Uap air ini dapat mencegah panas di permukaan bumi menyebar ke atmosfir yang lebih tinggi baik secara konveksi atau radiasi. Panas di permukaan bumi paling banyak disebabkan oleh radiasi sinar matahari di siang hari. Pada malam hari panas ini akan menghilang atau menyebar ke atmosfir jika tidak ada yang menghalangi. Awan lah yang berfungsi menahan panas tersebut tetap di permukaan bumi. Ibaratnya seperti selimut atau jaket yang kita pakai. Selimut itu menahan panas di permukaan tubuh agar tidak mudah keluar ke udara bebas di sekitar kita.

Inilah yang membuat perbedaan temperatur udara di siang hari begitu kontras dengan malam hari pada musim kemarau. Daerah dengan kelembaban udara yang lebih rendah akan mengalami perbedaan temperatur yang lebih kontras pula.

Kondisi topografi kota Malang yang berada di dataran tinggi juga membuat udara menjadi lebih dingin. Kota Malang diapit oleh beberapa gunung diantaranya Gunung Arjuno, Kawi, Bromo, dan Semeru.

Sudah merupakan kondisi alami bahwa tempat di permukaan bumi yang lebih tinggi akan memiliki suhu udara yang lebih rendah. Hal ini karena di permukaan bumi yang tinggi atau pegunungan sirkulasi udara lebih lancar (apalagi jika didukung banyaknya pepohonan) sehingga panas pun lebih mudah berpindah ke atmosfir bebas. Di samping itu permukaan bumi yang lebih tinggi otomatis menjadi lebih jauh dari perut bumi yang merupakan sumber panas yang lain (selain matahari).

Hal-hal di atas dapat dianalogikan dengan tubuh kita. Tubuh yang paling mudah merasakan dingin adalah bagian tangan dan kaki. Mengapa?
Disamping faktor sensor syaraf yang berada di tangan dan kaki, jika kita lihat tangan dan kaki merupakan bagian terluar tubuh kita yang terkadang tidak tertutup pakaian. Hal ini menyebabkan kontak tangan dan kaki dengan udara bebas lebih bagus dibanding bagian tubuh yang lain sehingga panas tubuh akan lebih mudah hilang terserap udara bebas.
Lagi pula tangan dan kaki posisinya paling jauh dengan tubuh utama kita, yaitu dada dan perut yang merupakan sumber panas tubuh kita. Sehingga reaksi alami kita ketika kedinginan adalah mendekapkan tangan ke badan atau bahkan duduk atau meringkuk agar semua bagian tubuh kita mendekat ke sumber panas tubuh.

Begitulah kira-kira penjelasannya. Bagaimana, apakah anda percaya? Jika anda ragu-ragu dengan penjelasan saya maka itu wajar, karena saya belum melakukan studi literatur. Yang saya sampaikan itu merupakan hipotesis yang saya buat. Hehe.
Tapi itu bisa anda jadikan sebagai hipotesis anda juga, sebelum mencari tau atau menelusuri fakta ilmiahnya.
Jika diantara pembaca ada yang telah mengetahui fakta mengenai hal di atas, maka bisa anda bagikan melalui komentar di bawah ini.