oleh: Sahirul Alam
Anda mungkin pernah menghadapi masalah dengan hafalan. Jika anda seorang pelajar, menghafal termasuk rutinitas sehari-hari. Beberapa pelajaran/materi menuntut anda untuk menghafalnya demi keberhasilan belajar. Namun terkadang anda mengalami kesulitan ketika menghafal bahkan untuk mengingat satu kalimat saja perlu waktu berjam-jam. Akhirnya anda merasa frustasi dan menilai diri anda sendiri bahwa anda memiliki kemampuan menghafal yang lemah.
Sebelum anda menilai buruk kemampuan menghafal anda marilah kita kaji beberapa hal berikut. Penulis berusaha menyusun beberapa tips untuk menguatkan hafalan dan menjaga ingatan agar tidak mudah lupa. Beberapa tips berikut merupakan pendekatan secara islami.
- Luruskan niat
Sebelum memulai menghafal ataupun mengerjakan segala sesuatu kita dianjurkan untuk berniat, sesuai sabda Rasulullah Saw., ”Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.”(HR. Bukhari-Muslim).
Untuk itu kita niatkan belajar demi mendapatkan ridho dari Allah Swt.
Ilmu adalah milik Allah Swt. dan akan diberikan pada orang yang dikehendaki-Nya.
Maka sebaiknya kita juga berdoa memohon agar diberi tambahan ilmu. Doa yang sederhana misalnya, ”Robbii zidnii ’ilman warzuqnii fahman”. Artinya, ”Wahai Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu, dan berikanlah pemahaman kepadaku".
- Bersabar dan bersungguh-sungguh
Allah telah memerintahkan rasul-Nya untuk bersabar dalam berbagai ayat Al-Quranul Karim, diantara firman-Nya adalah, ”Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. Hud ayat 115).
Sebagaimana menuntut ilmu, menghafal juga membutuhkan kesabaran, lebih-lebih karena jiwa cenderung kepada perilaku santai dan bermalas-malasan. Menghafal perlu dilakukan berulang-ulang dan seringkali menimbulkan kejenuhan. Sekiranya kita tidak bersabar dan menekuni yang kita kerjakan maka kita tidak akan berhasil.
- Memahami apa yang anda hafal
Menghafal akan jadi lebih mudah jika anda memahami maksud dari apa yang anda hafalkan. Selain itu memahami maksud akan membantu anda memancing ingatan ketika anda akan mengulang kembali hafalan (mudzakarah).
Mungkin suatu ketika anda mengalami kesulitan dalam memahami maksud dari apa yang anda hafalkan. Adakalanya karena materi yang sulit atau materi tersebut tidak anda sukai. Maka hal ini harus diatasi dahulu, diantaranya dengan cara bertanya kepada orang yang memahami, memilih tempat yang tenang untuk berpikir dan menghapal, menambah waktu khusus untuk memahami, dan tak lupa meminta pertolongan Allah ditambah zikir dan doa sederhana, karena tidak akan ada kemudahan kecuali Allah sendiri yang akan menjadikannya mudah.
- Mengulang-ulang hafalan
Adalah kebijaksanaan Allah yang berkehendak menjadikan lupa sebagai tabiat dasar manusia dan menjadikan manusia memiliki kapasitas berpikir dan kemampuan menghafal yang berbeda-beda. Dalam hal itu terdapat sejumlah hikmah. Di antaranya adalah, lupa mendorong pelajar sering melakukan pengulangan (mudzakarah) terhadap ilmu yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, ia akan memperoleh pahala dan derajat di sisi Allah Swt., bertambah faham, dan mampu membandingkan antara yang sedang dihapal dengan sebelumnya. Hal itu akan membuat hapalan semakin merasuk kuat dalam benak.
Dari Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad bahwa ia berkata, ”Hati itu laksana tanah, ilmu adalah tanamannya, dan mudzakarah adalah airnya. Ketika siraman terputus dari tanah, maka keringlah tanamannya”.
- Jauhi dosa dan maksiat
Maksiat adalah kegelapan dalam hati sedangkan ilmu adalah cahaya, maka hati yang gelap tidak memiliki cahaya ilmu di dalamnya kecuali dengan bertaubat.
Ulama salafusaleh menegaskan bahwa meninggalkan maksiat adalah asas bagi pencapain ilmu, penjagaannya, dan memperkuat hafalannya.
Dari Qasim bin Abdurahman, ia berkata bahwa Abdullah berkata, ”Saya meyakini bahwa seseorang bisa lupa akan ilmunya karena maksiat yang ia lakukan”.
Diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah yang terkenal cepat hafalannya, pernah mengadu kepada gurunya, Al-Waki’, karena hafalannya tertunda pada suatu hari. Lalu Al-Waki’ membimbingnya kepada terapi yang manjur, yaitu meninggalkan maksiat dan membersihkan hati dari segala sesuatu yang akan menjauhkan diri dari Allah Swt.
- Menyebarkan dan mengajarkan
Ketika kita mengajarkan ilmu kepada orang lain sesungguhnya kita sedang mengkaji ulang (me-review) ilmu yang telah kita dapat. Dengan demikian ilmu itu akan semakin kokoh di dalam ingatan kita. Mungkin kita pernah merasa kagum dengan guru atau ustadz karena beliau begitu hafal dengan ilmu yang beliau sampaikan. Hal ini diantaranya adalah karena sudah berulangkali beliau menyampaikan ilmu tersebut kepada murid-muridnya.
Jangan pelit untuk mengajari ketika ada teman yang bertanya. Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata, ”Orang yang bakhil dengan ilmunya akan terkena tiga musibah: ia mati kemudian ilmunya hilang, ia melupakannya, atau ia mengekor pada penguasa”.
Selain hal-hal di atas kita juga perlu mewaspadai penyebab lupa.
Adapun penyebab mudah lupa diantaranya adalah tekanan pikiran dan tekanan urat akibat banyak beban, tanggung jawab dan semisalnya. Banyak kesibukan, baik urusan kemasyarakatan, pekerjaan, keluarga dsb. Tidak mengulang hafalan dalam tempo waktu yang lama serta tidak memahami dengan baik apa yang anda hafalkan. Di samping itu juga disebabkan perbuatan dosa, maksiat dan kondisi hati yang keras serta keruh.
Beberapa hal lain yang menyebabkan mudah lupa adalah makan buah ketumbar, buah apel masam, melihat salib, membaca tulisan pada batu nisan (papan kubur), lewat di sela-sela unta terikat, membuang hidup-hidup kutu ke tanah, dan berbekam pada palung tengkuk kepala. Semua itu dapat membuat orang jadi pelupa. (Syaikh Zarnuji, 2007)
Sedangkan faktor yang dapat menguatkan hafalan selain disebutkan di atas di antaranya adalah mengurangi makan dan memperbanyak sholat malam serta membaca Al-Quran.
Selain itu bersiwak, minum madu, makan kandar (kemenyan putih) dicampur gula, dan menelan kismis merah 21 butir setiap hari, juga dapat membuat mudah menghafal dan dapat pula menyembuhkan berbagai macam penyakit. (Syaikh Zarnuji, 2007)
Demikianlah semoga tips diatas bermanfaat.
Untuk cara atau metode menghafal yang efektif silakan simak pada posting selanjutnya (
Metode menghafal yang efektif).
Referensi:
- Dr. Anas Ahmad Karzun, 2006, Warattil Al-Qurana Tartila: Washaya wa Tanbihat fi At-Tilawah wa Al-Hifzh wa Al-Muraja'ah, terj.: Tiar Anwar Bakhtiar, 15 Kiat Menghafal Al-Quran, cet. ke-4, Misykat, Jakarta.
- Dr. Anas Ahmad Karzun, 2003, Adab Thalib Al-'Ilmi (Manahij Tarbawiyah Taujihiyah Li Al-Ma'ahid Al-Quraniyah), terj.: Fadhlan Abu Yasir, L.c., 13 Kiat Mencari Ilmu Menuai Berkah, Era Intermedia, Solo.
- Dr. Husein Syahatah, 2004, Thariq Tafawwuq Ilmi: min Manzhuur Islami, terj.: Abdul Hayyie al Kattani, Faishal Hakim Halimi, Kiat Islami Meraih Prestasi, Gema Insani, Jakarta.
- Syaikh Zarnuji, 2007, Ta'limul Muta'allim, terj.: Drs. H. Aliy As'ad, M.M., Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan, revisi edisi baru, Menara Kudus, Kudus.