Thursday, June 14, 2012

Metode menghafal yang efektif

Berikut ini beberapa kiat atau metode untuk menghafal secara efektif agar proses menghafal kita menjadi lebih cepat dan hasilya lebih kuat melekat dalam ingatan. Mari kita simak satu persatu.

Memilih waktu yang tepat.

Tidak dianjurkan menghafal ketika kita sedang jenuh, kecapaian, atau ketika memikirkan sesuatu, karena hal ini akan mengganggu konsentrasi menghafal. Pilihlah waktu ketika semangat kita sedang bagus dan pikiran santai. Contoh waktu yang bagus untuk menghafal adalah ketika fajar atau subuh

Memilih tempat yang sesuai.

Pilihlah tempat-tempat yang jauh dari kebisingan dan gemerlap lampu, karena hal ini dapat menyibukkan dan mengacaukan pikiran. Carilah tempat yang setenang mungkin dan nyaman untuk memudahkan kita berkonsentrasi ketika menghafal. Hindari tempat yang dapat mudah mengalihkan konsentrasi kita, misalnya tempat yang banyak gambar, banyak orang, dan lain-lain.

Memanfaatkan beberapa pancaindra.

Dengan memanfaatkan sejumlah panca indra, kegiatan menghafal kita akan menjadi lebih mudah dan hasil hafalan kita akan lebih kuat. Kita bisa menghafal dengan memanfaatkan penglihatan, pendengaran, dan lisan sekaligus. Masing-masing indra memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan informasi ke otak. Apabila kita menggunakan banyak cara maka hafalan akan kuat dan mendalam.

Bacalah dengan nyaring ketika kita mulai menghafal. Kemudian kita lihat halaman yang sedang dibaca dengan teliti dan diulang-ulang sehingga bentuk halaman itu tergambar dalam ingatan. Jika kita punya gambaran dalam ingatan tentang halaman yang kita hafal, kita bahkan bisa tahu atau ingat letak kata-kata di halaman tersebut. Ini tentu bisa membantu hafalan kita.

Pendengaran pun ikut membantu dengan mendengarkan bacaan hingga kita bisa mengingat urutan kata-kata berdasarkan bunyi, terutama jika kita membacanya dengan irama yang bagus. Seperti halnya ketika kita mengingat lirik lagu. Megingat lirik lagu rasanya lebih mudah karena kita dibantu dengan mendengar lirik lagu tersebut ketika dinyanyikan. Terutama di bagian lagu yang iramanya bagus atau unik seperti bagian reff misalnya.

Lidah pun bisa membantu hafalan, yaitu ketika kita telah berulangkali membaca hafalan tentunya lidah kita semakin lancar atau fasih untuk melafalkan kalimat yang kita hafal. Bahkan pada tingkat tertentu lidah kita serasa bisa bergerak dengan sendirinya untuk melafalkan kalimat yang telah kita hafal tanpa perlu kita memikirkannya.

Bagaimana otak kita mengingat?

Memori otak kita selain memiliki daya tampung juga memiliki daya panggil. Daya tampung adalah kemampuan otak untuk menerima dan menyimpan informasi yang masuk. Daya panggil adalah kemampuan otak untuk mencomot (memilih) dan mengeluarkan informasi tertentu dari persediaan informasi yang tertampung di otak.

Tentang daya panggil, ada lima faktor utama yang membantu memory kita untuk memanggil informasi yang kita inginkan dari memori kita, yaitu:

1. Primacy (Kejadian yang Paling Awal)
2. Recency (Kejadian-kejadian yang Paling Akhir)
3. Linking (Kejadian-kejadian yang Berkaitan)
4. Outstandingness (Kejadian yang menonjol karena suatu hal)
5. Review (Kejadian-kejadian yang ditelaah)

Misalkan setelah kita menonton suatu film, maka bagian film yang mudah bagi kita untung mengingatnya adalah bagian awal, akhir, kejadian yang diulang beberapa kali (termasuk flashback), kejadian yang saling berkaitan, kejadian yang aneh, tidak lazim, atau menonjol, dan kejadian yang menurut kita menarik.

Dengan mengetahui kerja memori kita, maka kita dapat memanfaatkannya untuk mengatur waktu belajar atau menghafal. Misalkan kita belajar 4 jam tanpa istirahat, maka kita hanya mendapat satu situasi awal dan satu situasi akhir saja. Namun bila setiap selang dua jam kita beristirahat, maka kita akan mendapat dua situasi awal dan dua situasi akhir. Waktu belajar (tanpa henti) yang efektif adalah berkisar 10-45 menit, tergantung tingkat kesulitan materi dan besarnya minat kita.

Pengaturan waktu belajar ini, di samping meningkatkan daya panggil (recall) otak kita, juga membuat kita lebih santai dan memiliki kesempatan untuk merenungkan kembali informasi-informasi yang sudah kita peroleh selama belajar tersebut.

Kenyataan bahwa linking (pengaitan) membantu daya panggil otak kita, dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Dengan linking, kita dapat mengetahui kaitan atau hubungan antar informasi yang masuk ke dalam otak (memory) kita.

Setelah mengetahui bahwa otak kita memanggil informasi tentang hal-hal atau kejadian yang menonjol, kita dapat membina daya panggil otak kita dengan cara menitikberatkan aspek-aspek tertentu dari hal-hal atau kejadian-kejadian yang menonjol tersebut. Aspek-aspek yang menonjol tersebut, misalnya, dapat kita tandai dengan warna kontras, dengan ukuran gambar yang lebih besar atau dengan menempatkannya dalam suasana yang menonjolkan aspek tersebut.

Pentingnya Review (Kaji Ulang)

Kaji ulang atau review yang benar tidak sama dengan pengulangan informasi belaka, melainkan merupakan kesempatan untuk meninjau informasi yang sudah dipahami sebelumnya. Biasanya, setelah dikaji ulang empat atau lima kali, informasi masuk ke dalam ”memori jangka panjang”, yaitu bagian memori yang menyimpan informasi yang dapat dipanggil segera atau otomatis (nama anda, alamat anda, dan perbendaharaan kata bahasa).

Kaji ulang menuntut jumlah waktu tertentu. Artinya setelah belajar selama selang waktu tertentu, pikiran harus beristirahat beberapa saat, misalnya 10 menit. Kaji ulang (belajar) berikutnya dapat dilakukan pada selang waktu yang lebih panjang (misalnya, selang waktu antara kaji ulang kedua dan kaji ulang ketiga sama dengan satu hari, antara kaji ulang ketiga dan keempat sama dengan satu minggu, dan seterusnya). Setiap telaah ulang sebaiknya tidak lebih dari lima menit. Telaah ulang selanjutnya bisa lebih singkat.

Perlu diingat, yang perlu dikaji ulang adalah informasi yang ingin kita ingat, bukan semua informasi yang kita peroleh selama pengkajian tersebut. Kemampuan memilih informasi yang perlu dikaji ulang akan sangat bermanfaat bila dikombinasikan dengan kemampuan untuk memisahkan atau membedakan kata-kata kunci atau kata-kata yang mempunyai makna penting.


Demikianlah beberapa kiat atau tips untuk menghafal secara efektif. Semoga bermanfaat.


Referensi:
- Dr. Anas Ahmad Karzun, 2006, Warattil Al-Qurana Tartila: Washaya wa Tanbihat fi At-Tilawah wa Al-Hifzh wa Al-Muraja'ah, terj.: Tiar Anwar Bakhtiar, 15 Kiat Menghafal Al-Quran, cet. ke-4, Misykat, Jakarta.
- Team Yayasan Pendidikan Haster, 1996, Metode Pemanfaatan Keajaiban Otak, Bandung, CV. Pionir Jaya.


No comments: